Wednesday, November 21, 2012

Jingga. (senyuman yang tak pernah hilang)






Jingga , begitulah namanya disapa .
Ia adalah seorang gadis yang sedang beranjak dewasa .
Dua bulan yang akan datang , usianya menginjak 15 tahun .
Jingga adalah gadis yang selalu ceria , memiliki wajah yang cantik .
Namun ia tak pernah memamerkan kecantikannya . Ia hidup seperti manusia yang lainnya , normal dan penuh tawa .

Jingga sangat menyayangi keluarganya .
Ia anak ke 2 dari 3 bersaudara .
Ayahnya seorang pengusaha yang sangat ulet , tak pernah melalaikan tugasnya di kantor , namun ia juga tak pernah menelantarkan keluarganya .
Ibunya , seorang ibu rumah tangga yang siap menanti kehadiran keluarganya kembali ke rumah , mendengarkan setiap cerita dari ke-3 anaknya yang ia sayang .
Abangnya , bernama Chiko . Seorang pelajar di sebuah sekolah menengah atas yang sangat pintar , selalu menjadi guru bagi Jingga yang kesulitan mengerjakan PR nya .
Dan Veyla , adalah adik perempuan Jingga . Usianya baru menginjak 3 tahun . Veyla sangat lucu dan menggemaskan . Jingga selalu mencubiti pipinya hingga Veyla menangis kesakitan , dan sang ibu pun harus turun tangan karena kelakuan Jingga .

"Abisnya Veyla ngegemesin, Bu . Jingga gemeeeees banget sama pipinya , kayak bola beklen Bu ."
"Iya ibu tau Jingga , tapi kasian Veyla kan masih kecil ."

Kalau sudah ditegur begitu, Jingga akan menghentikan aksinya dan langsung menuju kamarnya untuk tidur . Jingga mengerti bahwa ia keterlaluan mencubit pipi Veyla . Veyla masih kecil dan belum mempunyai banyak tenaga untuk menahan kesakitan .

Jingga tertidur dan bangun keesokan harinya .

"Jinggaaaaa , bangun doooong . Tidur sampe kayak kebo gitu !" teriak Chiko .
"Iyaa abaaaang . jam berapa niiiih ?" jawab Jingga yang masih terkulai lemas di atas kasurnya .
"Jam setengah 7 putriiiiii .. Telat tuh sekolah ! Buruan mandi !"
"Apaaaa ? Ah abang kenapa gak bangunin Jingga ? Telat kan jadinya !"
"Ya ampuuuuuuuun .. Nyonya manis , abang udah bangunin kamu dari tadi . kamunya aja yang kebo , jadi gak bangun-bangun . Ubah tuh kebiasaan , kamu udah gede .. udah SMA , perempuan pula ! biasain bangun pagi-pagi dong . Masa kalah sama Veyla , dia dari tadi pagi udah melek tau !"
"Aaah abang berisik ! Jingga udah telat , malah diceramahin ! Abang rese ah !"
"Yeee , dikasih tau malah ngelawan ."

Jingga bergegas mandi dan bersiap-siap untuk sekolah . Ia tau bahwa ia akan telat , tapi tak terpikirkan dalam benaknya untuk bolos .

"Jingga , pergi sama abang aja ya . Kalo kamu naik angkot , gak akan keburu . Mumpung abang lagi libur . " kata Ibunya .
"Apaaa ? Nggak ah ! Abang kalo naik motor suka ngebut, Jingga gak suka diajak ngebut ."
"Ah itu sih kamunya aja yang gak gaul . Ngebut itu keren tau !" sela Abangnya .
"Terseraaaaah ! Pokoknya Jingga nggak mau pergi sama Abang !"

Akhirnya Jingga memutuskan untuk pergi sekolah bersama abangnya . Tak ada pilihan lain . Jingga tak ingin dihukum lebih berat karena ia telat . Ia sampai di sekolah pukul 07.15 . Ia bernapas lega ketika Pak Haris , satpam di sekolahnya masih mengizinkannya masuk . Akhirnya ia berlari memasuki kelasnya dan mendapat hukuman dari guru yang mengajar di kelasnya . Ia harus menghibur teman-temannya dengan cara bernyanyi . Akhirnya ia bernyanyi dan diizinkan duduk di bangkunya .

Bel pulang berbunyi dan Jingga langsung berlari keluar gerbang . Jingga tak pernah membuang waktunya untuk mengobrolkan hal yang tak penting dengan teman-temannya sepulang sekolah . Menurutnya , hal yang paling seru adalah berkumpul dengan keluarganya di rumah . Begitu ia keluar gerbang , ia melihat Chiko sedang duduk di atas motor .

"Heh Nyonya , buruan naik !"
"Ngapain ke sini ?"
"Disuruh Ibu .. Manja banget sih pake minta dijemput !"
"Hah ? Ih.. denger ya Abangnya Jingga yang nyebelin , Jingga nggak minta jemput ! Justru Jingga lagi nyari angkot niiiiiiih .. Udah sana pulang aja !"
"Ah udah cepetan naik ! Ntar abang diomelin Ibu kalo gak bawa kamu pulang ."
"Huuh , iya deh !"

Sampai di rumah , ia langsung ganti baju dan makan .
Setelah itu , ia bermain dengan Veyla . Kali ini ia masih mencubiti pipi Veyla , tapi dengan penuh perasaan .

hari ini tanggal 9 April 2009 .
Esok , ia akan merayakan ulang tahunnya yang ke 15 .
Jingga sangat tak sabar menanti hari ulang tahunnya .

"Jingga , kita ke Sukabumi yuk !" ajak ibu .
"Ngapain, Bu ?"
"Besok kamu kan ulang tahun sayang , ibu sama ayah pengen ngerayain ulang tahun kamu di sana . Mau ya ?"
"Waaaaah .. mau dong Bu .. Tapi kalo harus ngeluarin uang banyak , mending kita rayain di rumah aja ya . Jingga nggak mau buang-buang uang ibu sama ayah ."
"Nggak kok sayang , kita rayain secara sederhana aja ."
"Bu , Jingga pengen rayain ulang tahun Jingga di Sukabumi , tapi Jingga pengen rayain itu sama anak-anak dari pantin asuhan . Boleh ya ?"
"Oh , boleh dong sayang . Ibu seneng kamu masih peduli sama anak-anak yatim piatu ."
"Makasih Bu .."

Malam ini , Jingga dan keluarganya bersiap-siap untuk pergi ke Sukabumi .
Perjalanan yang cukup melelahkan . Jingga menikmati perjalanan itu sambil bercanda dengan Veyla dan Chiko . Mereka bercanda bersama untuk menghilangkan kejenuhan di dalam mobil .
Ayahnya yang berada di belakang kemudi hanya ikut tertawa ketika Jingga melontarkan lelucon yang menggelitik perut .

Jalanan begitu lengang , Jingga dan kedua saudara kandungnya terlelap setelah kelelahan bercanda sedari tadi . Kini tinggal sang Ayah yang berjuang menembus gelapnya malam dan menyusuri jalan di Sukabumi . Ibu pun telah tertidur karena rasa kantuk yang menyerang begitu kuat .

Ayah tersenyum melihat keluarganya yang tertidur pulas dengan posisi yang bertumpuk seperti ikan di tempat pelelangan . Sebenarnya ia juga lelah , rasa kantuknya mulai datang menyerang . Namun ia harus menahannya , demi ulang tahun Jingga . Ayah sangat menyayangi Jingga , karena Jingga adalah gadis yang sempurna di matanya . Sekarang pukul 23.30 , dan setengah jam lagi adalah hari yang sangat spesial bagi Jingga . Ia mempercepat laju mobilnya karena mengejar waktu .

"Jingga , ayah ngantuk banget . Tapi demi anak ayah , ayah bakalan berjuang melawan rasa ngantuknya ayah . Sebentar lagi kita sampai kok ." bisiknya dalam hati .

Jingga terbangun dari tidurnya , melirik ke arah jalan yang lengang untuk memastikan bahwa mobil mereka telah memasuki daerah Sukabumi .

"Ayah , masih jauh ya ?"
"Eh , Jingga bangun ? Sebentar lagi kok sayang ."
"Iya , Yah . Ayah capek ya ? Jingga jadi pengen belajar nyetir mobil , biar bisa gantiin Ayah . Jingga tau ayah pasti capek , ayah pasti ngantuk . Maaf ya Yah , Jingga gak bisa gantiin ayah ."
"Gak apa-apa sayang . Jingga mau tidur lagi ? Nanti ayah bangunin kalo udah nyampe ."
"Nggak ah Yah . Jingga pengen nemenin ayah ."

Jingga pindah ke bangku depan mobilnya .
Ia memainkan boneka dolphin milik Veyla .
Ayah memperhatikannya sambil fokus mengemudikan mobil .
Jingga tersenyum pada ayahnya , memberi sebuah ketenangan .
Mendapat senyuman itu , ayahnya semakin bersemangat untuk memberikan hadiah terindah di hari ulang tahun anaknya itu .

Tiba-tiba , sebuah mobil truk melaju dengan kecepatan tinggi dan menghampiri mobil mereka .
"AYAAAAAH , AWAAAAAAAAAAAAAAAS ! teriak Jingga .

DUUUUUAAAAAAAAAAAAAAAAR !
mobil mereka jatuh keluar batas jalan .
sedangkan truk yang menabrak mereka terguling di tepi jalan .


Terdengar suara tangisan Veyla yang kesakitan .
Chiko berusaha keluar dari mobil .
Ibu menggendong Veyla dan menutupi kepalanya yang berdarah .
Ayah meringis , mendobrak pintu mobil sekuat tenaga dan keluar dari mobil .
Dimana Jingga ?

Jingga sedang tertidur lelap di jok depan mobil .
Memeluk boneka dolphin milik Veyla yang penuh darah .
Wajahnya cerah , seakan ia sedang merasakan kedamaian .

Ayah membuka pintu dan menggendong Jingga keluar dari mobil .
Jingga ditidurkan di atas rerumputan dan kepalanya diletakkan di paha ayah .
Jingga tak bergerak , ia masih tertidur dalam kedamaian .
Tubuh ayah lemas , ayah menggelengkan kepala pada Ibu , Chiko , dan Veyla . Memberi sebuah isyarat yang menyayat hati mereka .
Veyla hanya diam , ia masih terlalu kecil untuk mengerti keadaan ini .
Seketika mereka menangis , rencananya gagal sudah .

Sekarang tepat pukul 24.00 .
"Selamat ulang tahun putrinya ayah , semoga kamu tenang di alam sana . Maafkan ayah yang tak bisa menjagamu . Maafkan ayah membuatmu menjadi seperti ini . Jingga , jadilah anak yang baik di surga . Terbanglah bersama malaikat ke surga . Sampaikan permohonan maaf ayah kepada Allah karena belum bisa menjaga titipan-Nya . Jingga , senyuman terakhirmu takkan pernah hilang di pikiran ayah . Selamat ulang tahun ."

"Jingga , abang masih belum percaya kamu pergi di hari ulang tahun kamu . Kita udah ngerencanain ini bareng-bareng . Tapi kenapa Jingga malah pergi ? Abang udah nyiapin kado yang istimewa buat kamu . Jingga , bangun dong . Abang masih berharap kamu jadi kebo yang susah bangun tiap pagi . Tapi itu udah gak mungkin . Happy birthday My Little Sister . Semoga kamu tenang di surga ." Chiko tak sanggup menahan air matanya .

"Jingga , bangun yuk . Kita hampir sampai di panti asuhan , di tempat kamu ingin merayakan ulang tahun kamu . Ibu salut sama keinginan kamu untuk merayakan ulang tahun kamu bersama mereka . Ibu sayang kamu Jingga . Semoga kamu kekal di dalam surga . Selamat ulang tahun Jingga ."

Sementara itu , Veyla menangis . Kini balita itu mengerti apa yang terjadi pada kakaknya . Veyla meraih boneka yang ada di tangan kakaknya itu , memeluknya sebentar , kemudian mengembalikannya ke pelukan sang kakak .

Beberapa menit kemudian , mobil ambulance datang menjemput mereka .
Hari yang menyakitkan bagi keluarga mereka datang tanpa mereka minta .

Selamat tinggal Jingga .
Senyumanmu akan tetap abadi .



Bandung , 5 Agustus 2012 .
Windy :)


No comments:

Post a Comment